rel='shortcut icon' type='image/x-icon'/>,head> .: Peluang Usaha Budidaya Ikan Mas
MEMAHAMI TENTANG IKAN
SUMATERA EKSPRES L.P.6

Selasa, 05 April 2011

Peluang Usaha Budidaya Ikan Mas




Pada pembesaran ikan mas pemilihan teknologi sangat penting untuk mendapatkan hasil budidaya yang optimal. Dewasa ini berkembang teknologi pembesaran ikan intensif di jaring apung yang memiliki kelebihan dibanding teknologi pembesaran di kolam air tenang dan air deras, sehingga usaha budidaya di kedua teknologi yang disebut terakhir tadi tidak berkembang bahkan menurun. Kelebihan tersebut antara lain produktivitas dan efisiensi pakan lebih tinggi serta tidak memerlukan investasi dalam bentuk pembelian lahan yang saat ini mahal. Uraian usaha pembesaran ikan mas di jaring apung yang lebih rinci akan disajikan dalam bab-bab berikutnya.
Pada pembesaran ikan di jaring apung digunakan benih ukuran sekitar 10 gram per ekor. Benih ini dihasilkan oleh dua kelompok usaha budidaya ikan lainnya, yaitu kelompok usaha pembenihan dan pendederan.
Pembenihan yaitu usaha untuk menghasilkan ikan ukuran kebul (benih ukuran 2-3 cm). Usaha ini dimulai dari pemeliharaan induk untuk mencapai kematangan kelamin, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga pendederan pertama.
Pematangan kelamin umumnya dilakukan di kolam air tenang dan kolam air deras. Untuk mendapatkan kualitas telur yang baik petani sudah biasa memelihara ikan dengan pemberian pakan yang kaya protein (pelet 25% protein). Secara tradisi di daerah Priangan (Jawa Barat), petani menambahkan kecambah biji-bijian (sekam padi) sebagai sumber vitamin E. Ikan yang baik untuk mulai dipijahkan setelah mencapai umur diatas satu tahun, walaupun beberapa jenis ikan mencapai kematangan gonad di bawah satu tahun. Ikan dianggap baik untuk dipijahkan kembali tiga bulan kemudian.
Pemijahan yang berkembang hingga saat ini dilakukan melalui perangsangan alam, yaitu melalui pengeringan dan pemasangan kakaban untuk tempat penempelan telur. Keesokan hari sejak induk ikan disatukan di kolam pemijahan ikan sudah menghasilkan telur yang telah dibuahi. Selanjutnya induk dikembalikan ke kolam induk dan telur dirawat agar embrio berkembang baik. Dua hari kemudian telur menetas menjadi larva. Larva dirawat selama tiga-lima hari sebelum di pindahkan ke kolam pendederan pertama.
Tahap akhir dari kegiatan pembenihan adalah pemeliharaan larva di kolam pendederan pertama. Pada pendederan pertama larva dipelihara selama 3 minggu hingga mencapai ukuran 2-3 cm. Pada pemeliharaan ini pakan alami ditumbuhkan melalui pemupukan (terutama menggunakan kotoran ayam) dan penggenangan air selama lima – tujuh hari. Setelah pakan alami tersedia larva ikan ditebarkan. Selama pemeliharaan ikan diberi pakan. Untuk kepadatan 100-200 ekor/m² diberi pakan tambahan berupa dedak, sedangkan pada kepadatan di atas 400 ekor/m² diberi pakan tepung berkadar proten 38%.
Pendederan kedua adalah usaha yang banyak dijalankan petani untuk menghasilkan ikan yang siap ditebar di jaring apung. Pada pendederan ini, ikan mas ukuran 2-3 cm dipelihara di kolam atau di sawah hingga mencapai ukuran 100-150 ekor per kg.
Pendederan yang berkembang baik dan berperan sangat penting dewasa ini adalah pendederan di kolam atau sawah yang mendapat pengairan yang kaya akan bahan organik, seperti pengairan yang telah melewati daerah pemukiman. Di tempat ini ikan dapat tumbuh dengan pesat dalam kepadatan tinggi, walau tanpa pemupukan maupun pemberian pakan tambahan, seperti halnya yang terjadi di wilayah Bandung Selatan (Bojong Soang, Cigereleng, dst.) atau di Cianjur. Hubungan antara ketiga usaha ini dapat dilihat pada Gambar
skema-ikan-mas.gif
Skema Pola Produksi Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran pada Usaha Budidaya Ikan Mas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar